Wednesday, December 3, 2008

Orientalisme

Orientalisme adalah gelombang pemikiran yang mencerminkan berbagai studi ketimuran yang Islami. Yang dijadikan obyek studi mencakup peradaban, agama, seni, sastra, bahasa dan kebudayaannya. Gelombang pemikiran ini telah memberikan andil besar dalam membentuk persepsi Barat terhadap Islam dan dunia Islam. Caranya ialah dengan mengungkapkan kemunduran pola fikir dunia Islam dalam rangka pertarungan peradaban antara Timur (Islam) dengan Barat.

SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOHNYA

1. Awal Pemunculannya

Sungguh sulit menentukan secara pasti awal tumbuh Orientalisme. Sebagian sejarawan berkecenderungan bahwa Orientalisme bermula dari zaman Daulah Islamiyah di Andalusia (Spanyol). Sedangkan sebagian ahli lain mengatakan ketika terjadi Perang Salib.

Khusus tentang Orientalisme Ketuhanan (Lahuti), keberadaannya sudah tampak secara resmi sejak dikeluarkannya keputusan Konsili Gereja Viena tahun 1312 M dengan memasukkan materi bahasa Arab ke berbagai Universitas di Eropa.

Orientalisme muncul di Eropa baru pada penghujung abad 18 M. Pertama kali muncul di Inggris tahun 1779 M, di Perancis tahun 1799 dan dimasukkan ke dalam Kamus Akademi Perancis pada tahun 1838.

Gerbert de Oraliac (938—1003 M), seorang pendeta Venezia, pergi ke Andalusia. Di sana ia belajar kepada seorang profesor. Setelah kembali, ia terpilih sebagai Pendeta Agung dengan gelar Silvester II (999—1003 M). Dengan demikian ia adalah Paus pertama dari Perancis.

Tahun 1130 M, Kepala Uskup Toledo menerjemahkan beberapa buku ilmiah Arab. Kemudian jejak ini diikuti oleh Gerard de Cremona (1114—1187 M) dari Italia. Ia pergi ke Toledo dan menerjemahkan buku tidak kurang dari 87 judul di bidang filsafat, kedokteran, astronomi dan geologi.

Di Perancis muncul Pierre le Venerable (1094-i-1156). seorang pendeta Venezia dan Kepala Biarawan Cluny, membentuk kelompok penerjemah. Tujuannya agar mendapat pengetahuan objektif tentang Islam. Ia sendiri adalah orang pertama yang menerjemahkan al-Qur'an ke dalam bahasa Latin (1143 M). Sedangkan penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris dilakukan pertama kali oleh Robert of Ketton.

Juan de Sevilla, Yahudi yang masuk Kristen ini muncul pada pertengahan abad ke-12 dan menaruh perhatian pada bidang astronomi. Ia telah menyadur 4 buah buku berbahasa Arab karya Abu Ma'syar al-Balkhi (1133 M). Tugas penerjemahannya dibantu oleh Adelard

Roger Bacon (1214—1294 M), dari Inggris. Menuntut ilmu di Oxford dan Paris dan meraih gelar doktor di bidang theologi. Ia menerjemahkan buku berbahasa ArabMir'at al-Kimia tahun 1251 M

2. Orientalis-orientalis yang Objektif

Hardrian Roland (meninggal tahun 1718 M), adalah profesor bahasa-bahasa Timur pada Universitas Utrecht, Belanda. Ia menulis buku Muhammadanism, dua jilid, dalam bahasa Latin (1705 M). Tetapi gereja-gereja di Eropa memasukkan buku tersebut sebagai buku terlarang.

Johann J. Reiske (1716—1774 M), seorang orientalis Jerman pertama yang patut diingat. Ia dituduh zindik (atheis) karena sikapnya yang positif terhadap Islam. Ia hidup menderita dan mati karena sakit paru-paru. Ia sangat berjasa dalam mengembangkan dan menampilkan Arabic Studies di Jerman.

Silvestre de Sacy (meninggal 1838 M), seorang orientalis yang menekuni sastera dan nahwu. Ia menghindari terlibat dalam pengkajian Islam. Ia juga sangat berjasa dalam menjadikan Paris sebagai pusat pengkajian Islam. Salah seorang yang pernah berhubungan dengan beliau ialah Syaikh Rifa'ah Thanthawi.

Thomas Arnold (1864—1930 M) dari Inggris. Bukunya yang berjudul Preaching in Islam telah diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, Urdu dan Arab

Gustav le Bon, dikenal sebagai orientalis dan filosof materialis. Ia tidak pernah percaya kepada agama. Pada umumnya kajian dan buku-bukunya menyoroti peradaban Islam. Kajian-kajiannyalah yang menyebabkan orang-orang Barat tidak memperdulikan dan tidak menghargainya.

Z. Honke buku-bukunya dinilai sebagai objektif dikarenakan menampilkan pengaruh peradaban Arab terhadap Barat. Di antara Bukunya yang termasyhur ialah Matahari Arab Bersinar di Barat.

Jack Burke Anne Marie Simmel , Thomas Garlyle, Renier Ginaut Dr. Granier dan Gocthe adalah orientalis-orientalis yang tergolong moderat.

3. Orientalis Fanatik

Goldziher (1850—1920 M), orientalis berdarah Yahudi, penulis buku Sejarah Aliran-aliran Tafsir dalam Islam, adalah tokoh Islamic Studies di Eropa. Ketokohan dan sekaligus kefanatikannya tidak dapat diingkari.

J.Maynard, orientalis Amerika yang sangat fanatik ini termasuk salah seorang anggota Dewan Redaksi Majalah Islamic Studies.

S.M. Zwemer, orientalis dan zending Kristen , adalah pendiri majalah Islamic World Amerika. Bukunya yang bernada fitnah antara lain Islam Memasung Aqidah, terbit tahun 1908 M dan Al-Islam yang merupakan kumpulan makalah yang disampaikan pada mu'tamar Kristenisasi II tahun 1911 M di Lucknow India.

G. Von Grunebaum, Yahudi berkebangsaan Jerman ini belajar di universitas-universitas Amerika. Tulisannya antara lain ; Upacara-upacara Agama Muhammad, terbit tahun 1951 M dan Beberapa Studi Tentang Sejarah Kebudayaan Islam, terbit tahun 1854 M.

A.J. Wensinek, adalah orientalis yang sangat memusuhi Islam. Bukunya yang berjudul Aqidah Islam, terbit tahun 1932, mengandung banyak kecaman terhadap Islam.

K.Cragg, orientalis Amerika yang sangat fanatik ini menulis buku Da'wah dan Menara Adzan yang terbit tahun 1956 M.

L. Massignon, zending Kristen berkebangsaan Perancis ini pernah menjadi penasehat pada Departemen Koloni Perancis Urusan Afrika Selatan. Bukunya yang terkenal ialah Hallaj; Shufi yang Syahid dalam Islam, terbit tahun 1922 M.

D.B. Macdonald orientalis dan zending Kristen yang terkenal fanatiknya ini berkebangsaan Amerika. Ia menulis buku Perkembangan Ilmu Kalam, Fiqh dan Teori Undang-Undang Negara, terbit pada tahun 1930 M, dan buku Sikap Agama Terhadap Kehidupan Menurut Islam, terbit tahun 1908 M.

M. Green, sekretaris Dewan Redaksi Majalah Timur Tengah.

D.S. Margoliouth (1885—1940 M), orientalis Inggris yang sangat fanatik ini pernah menelorkan Thaha Husain dan Ahmad Amin dari sekolahnya. Buku-bukunya antara lain:

- Perkembangan Baru dalam Islam, terbit tahun 1913 M.

- Muhammad Menjelang Kelahiran Islam, terbit tahun 1905 M.

- Universitas Islam, terbit tahun 1912 M.

A.J. Arberry, adalah orientalis Inggris yang sangat fanatik memusuhi Islam. Bukunya terkenal antara lain;

- Islam Dewasa Ini, terbit tahun 1943 M.

- Tashawwuf terbit tahun 1950 M.

Baron Carra de Vaux Orientalis Perancis yang sangat fanatik dan termasuk seorang tokoh penting Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam.

H.A.R. Gibb (1895—1965 M), orientalis Inggris penulis buku Mohammedanizm, terbit. tahun 1947 M dan Aliran-aliran Modern dalam Islam terbit tahun 1947 M.

R.A. Nicholson, orientalis Inggris yang menolak kespiritualan Islam. la menganggap Islam sebagai agama materialistik dan tidak mengakui keluhuran manusia. Bukunya yang terkenal ialah Shufi-Shufi Islam, 1910 dan Sejarah Kesusastraan Arab, 1930 M.

Henry Lammens (1872—1937M), orientalis fanatik penulis buku Al-Islam dan Tha'if Ia juga termasuk Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam.

J. Schacht, terkenal sebagai orientalis Jerman yang sangat fanatik memusuhi Islam. Penulis buku Ushul Fiqh Islam.

Blacherc yang pernah bekerja pada Departemen Luar Negeri Perancis sebagai staf ahli untuk urusan Arab dan ummat Islam. Alfred Guillaume orientalis Inggris yang sangat fanatik memusuhi Islam, penulis buku AI-Islam.


PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA

Pertama : Motivasi Orientalisme

1. Motivasi Agama

Motivasi inilah yang melatarbelakangi pertumbuhan orientalisme yang berlangsung begitu lama. Sasarannya antara lain :

a. Menumbuhkan keragu-raguan atas kerasulan Muhammad SAW dan menganggap hadits Nabi sebagai perbuatan ummat Islam selama tiga abad pertama.

b. Menumbuhkan keraguan terhadap kebenaran al-Qur'an dan memutar balikkannya.

c. Memperkecil nilai fiqh Islam dan menganggapnya sebagai adopsi dari hukum Romawi.

d. Memojokkan bahasa Arab dan menjauhkannya dari ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.

e. Mengembalikan Islam kepada sumber Yahudi dan Nashrani

f. Mengkristenkan ummat Islam.

g. Mengangkat hadits-hadits dha'if dan maudhu' untuk mendukung pendapatnya dan membangun teorinya.

2. Motivasi ekonomi dan penjajahan

Lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan raksasa dan pihak pemerintah sendiri telah mengeluarkan biaya banyak untuk para peneliti dalam rangka mengenal lebih jauh tentang kondisi negara-negara Islam melalui laporan lengkap mereka. Penelitian tersebut sangat digalakkan terutama pada masa sebelum penjajahan Barat dalam abad 19 dan 20 M.

3. Motivasi politik

a. Melemahkan semangat ukhuwah Islamiyah dan memecah belah ummat untuk dikuasai

b. Menghidupkan bahasa Arab 'amiyyah (pasaran) dan mengkaji adat istiadat yang berlaku

c. Para pegawai di negara-negara diarahkan untuk mempelajari bahasa asing agar memahami seni dan agama penjajah. Tujuannya agar mereka mudah dipengaruhi dan dikuasai.

4. Motivasi keilmuan

a. Sebagian orientalis ada yang mengarahkan penelitian dan analisisnya semata-mata untuk pengetahuan. Sebagian mereka ada yang sampai kepada esensi Islam dan bahkan masuk Islam, seperti Thomas Arnold yang telah mempunyai andil dalam menyadarkan kaum muslimin dengan bukunya The Preaching in Islam, dan Dinet yang telah masuk Islam dan tinggal di Aljazair. la menulis, buku Sinar Khusus Cahaya Islam. Ia meninggal di Perancis dan dikubur di Aljazair.

Kedua: Karya Tulis Orientalis yang Penting

1. Sejarah Kesustraan Arab, Carl Brockelmann (wafat 1956 M).

2. Ensiklopedia Islam, cetakan pertama terbit dalam bahasa Inggris, Perancis dan Jerman, antara tahun 1913—1938 M. Sedangkan cetakan berikutnya diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Perancis saja, 1945—1977 M.

3. Mu jam Mufahras li Alfazhi al-Hadits, sebuah kamus untuk mencari lafaz-lafaz hadits. Mu jam ini mencakup Kutub al Sittah, kumpulan hadits yang terhimpun dalam kitab yang enam, ditambah dengan Musnad Darimi, Muwaththa' Imam Malik, Musnad Ahmad bin Hanbal. Mu jam ini terdiri atas tujuh jilid dan beredar sejak tahun 1936 M sampai sekarang.

Ketiga: Mu'tamar dan Organisasi

Pada tahun 1873 di Paris telah diselenggarakan Mu'tamar orientalis pertama. Setelah itu berulang kali mu'tamar-mu'tamar sejenis diselenggarakan. Sampai hari ini tidak kurang dari 30 kali mu'tamar tingkat internasional diselenggarakan. Belum lagi berupa diskusi, seminar dan pertemuan-pertemuan yang bersifat regional, seperti Mu'tamar Orientalis Jerman yang diselenggarakan di kota Dresden, Jerman Barat, tahun 1849 M. Sampai sekarang mu'tamarmu'tamar seperti itu masih tetap berlangsung.

Dalam mu'tamar-mu'tamar semacam itu hadir ratusan ilmuwan orientalis. Misalnya, Mu'tamar Oxford. Dalam mu'tamar ini telah hadir tidak kurang dari 900 ilmuwan dari 25 negara, 80 universitas dan 69 lembaga ilmiah.

Kegiatannya ditunjang oleh lembaga-lembaga orientalisme, seperti Lembaga Asiatik di Perancis, didirikan tahun 1822 M. Lembaga Hak Milik Asia di Inggris, didirikan tahun 1823 M, Lembaga Orientalisme Amerika, didirikan tahun 1842 M dan Lembaga Orientalisme Jerman, didirikan tahun 1845 M.

Keempat : Majalah-majalah Orientalis

Mereka memiliki majalah dan penerbitan dalam jumlah besar. Lebih dari 300 majalah dalam bentuknya yang beraneka ragam dan dalam berbagai bahasa, antara lain

1. The Muslim World, didirikan oleh Samuel Zwemer (meninggal tahun 1952 M) di Inggris. Tahun 1911 M ia menjadi Ketua Gerakan Kristenisasi di Timur Tengah.

2. Mir Islama terbit di Petersburg tahun 1912 M. Tapi majalah ini tidak berumtr panjang.

3. Sumber Air Timur', diterbitkan di Wina, 1809—1818 M.

4. Islam, terbit di Paris, 1895 M. Kemudian tahun 1906 M diubah menjadi majalah Islamic World yang diterbitkan oleh Missi Ilmiah Perancis di Marokko. Terakhir berubah lagi menjadi majalah Islamic Studies.

5. Tahun 1910 M di Jerman terbit sebuah majalah berbahasa Jerman, Der Islam.


Kelima: Orientalisme Mengabdi Penjajah

Carl Heinrich Becker (meninggal tahun 1933 M) adalah pendiri majalah Islam di Jerman. Ia melakukan kajian tentang Timur untuk kepentingan penjajahan di Afrika.

Barthold (meninggal tahun 1930 M), pendiri majalah The Muslim World Rusia, melakukan penelitian untuk kepentingan Rusia di Asia Tengah.

Snouck Horgronje dari Belanda (1857—1936) pernah datang ke Makkah tahun 1884 dengan nama Abdulghaffar. Ia tinggal di Makkah selama kurang lebih setengah tahun. Kemudian kembali dengan sejumlah la.poran untuk kepentingan penjajahan di dunia Islam bagian Timur. Sebelumnya ia pernah tinggal di Indonesia selama 17 tahun.

Lembaga bahasa-bahasa Timur di Paris, didirikan tahun 1885 M, bertugas sebagai pengumpul data dan informasi tentang negara-negara Timur dan Timur Jauh untuk memudahkan penjajah menancapkan kukunya di kawasan-kawasan tersebut.

Keenam: Ide-ide Orientalisme yang Sangat Berbahaya

George Sale, dalam kata pengantar terjemahan al-Qur'annya (1736 M), menyatakan bahwa al-Qur'an adalah produk dan karangan Muhammad. Ini, kata dia, tidak dapat dibantah.

Richard Bell menganggap Muhammad dalam menyusun al-Qur'an telah mengambil sumber Yahudi, khususnya Perjanjian Lama dan sumber Nashrani.

Reinhart Dozy (Meninggal 1883 M) menganggap bahwa al-Qur'an -mengandung selera sangat buruk. Di dalamnya tidak ada yang baru, kecuali sedikit. Selain gaya bahasanya yang tidak menarik, kalimat-kalimatnya terlalu panjang dan membosankan.

Menteri urusan koloni Inggris di dalam salah satu isi laporannya yang disampaikan kepada Kepala Pemerintahan 9 Januari 1938 menyatakan, "Kami telah mengambil pelajaran dari perang.

Ternyata persatuan Islam adalah sangat berbahaya. Ini harus diperangi oleh kerajaan. Bukan hanya Kerajaan yang merasakan demikian, tetapi juga Perancis. Kami sangat bahagia karena Khilafah Islamiyyah telah hilang dari peredaran. Saya berharap semoga tidak akan muncul kembali."

Saledon Amous berkata,'bahwa'Ajaran Muhammad hanyalah merupakan perundang-undangan Romawi bagi sebuah kerajaan Timur, terutama dalam soal politik dan peraturan hak milik." Ia berkata lebih lanjut, "Perundangundangan Muhammad tidak lain hanyalah perundang-undangan Justinianus yang berbaju Arab.'

Filosof Perancis Ernest Renan berkata, "Filsafat Arab adalah filsafat Yunani yang ditulis dengan huruf Arab."

Sedangkan Louis Massignon, tokoh perusak ini, menganjurkan agar bahasa Arab ditulis dengan huruf latin dan menggunakan bahasa 'Amiyyah.

CATATAN

Meski demikian, orang-orang orientalis cukup berjasa dalam menggali buku-buku warisan Islam dan disebarkannya setelah ditahqiq dan disistematikkan.

Banyak diantara mereka yang memiliki metodologi ilmiah yang cukup membantu dalam penelitian.

Sebagian mereka ada juga yang memiliki kesabaran, ketekunan dan ketelitian dalam mentahqiq, menyaring dan menelusuri persoalan.

Seorang Muslim hendaknya kritis dalam menelaah karya-karya mereka, seraya berhati-hati terhadap hal-hal yang merusak dan menyimpang. Seorang Muslim harus membuang yang salah atau membongkar kesalahannya kemudian dilakukan penolakan. "Hikmah adalah barang hilang milik kaum muslimin. Di mana saja ia ditemukan, kaum muslimin berhak memilikinya."

AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDEOLOGINYA

Sebenarnya orientalisme adalah akibat gesekan yang terjadi antara Timur yang Islam dan Barat yang Nashrani pada masa Perang Salib dengan melalui delegasi-delegasi resmi ataupun melalui perjalanan-perjalanan.

Pendorong utamanya ialah aspek theologi Nashrani yang berambisi menghancurkan Islam dari dalam dengan cara tipu daya dan kecurangan. Tetapi kemudian, pada masa-masa terakhir ini, orientalisme bagaimanapun juga mulai tampak melepaskan diri dari belenggu tersebut dan beralih mendekati semangat ilmiah.

PENYEBARAN DAN KAWASAN PENGARUHNYA

Barat merupakan arena gerakan kaum orientalis. Mereka terdiri atas orang-orang Jerman, Inggris, Perancis, Belanda dan Hongaria. Mereka sebagian muncul di Italia dan Spanyol. Sekarang, Amerika merupakan pusat orientalis yang tersohor. Di sana banyak terdapat pusat-pusat orientalisme dan pengkajian Islam.

Pemerintah, lembaga-lembaga ekonomi, yayasan dan bahkan gereja tidak segan-segan menguras dana untuk kepentingan orientalisme. Selain mengeluarkan dana keuangan dan dukungan, mereka juga menyediakan fasilitas untuk pengkajian keislaman di universitas-universitas, sampai jumlahorientalis menjadi ribuan orang. Gerakan orientalisme diciptakan untuk mengabdi kepada penjajahan dan gerakan Kristenisasi. Terakhir gerakan ini dimanfaatkan kaum Yahudi dan Zionisme untuk kepentingannya dalam rangka melumpuhkan Timur yang Islami dan menancapkan dominasinya, baik langsung ataupun tidak langsung.


PEMIKIRAN BARAT

Pemikiran di Barat melalui pelbagai peringkat bermula dengan zaman kegelapan (Dark Age) sebelum kurun ke-18M. Kemudian, muncul zaman pencerahan dan zaman kebangkitan Eropah Barat (Renaissance) yang banyak mempengaruhi tamadun kebendaan hari ini.

Zaman Kegelapan (Zaman Penguasaan Gereja)

Eropah pada kurun-kurun pertengahan hidup dalam iklim yang didominasi oleh kejahilan dan khurafat. Gereja menguasai segenap aspek kehidupan. Ia menjadi seperi kuasa negara dengan mahkamah tersendiri dan banyak penjara. Rakyat diwajibkan tunduk sepenuhnya kepada ‘orang-orang agama’. Mereka juga mereka-reka perantaraan dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Hak mentafsir dan memahami teks kitab Bible dikhususkan untuk Pope dan ahli majlisnya. Individu lain di luar lingkungan gereja dilarang dari cuba mentafsir Bible atau berbincang tentangnya. Pengakuan terhadap dosa dan sijil pengampunan dijadikan ritual agama. Manusia tidak boleh berhubung dengan Tuhan melainkan dengan melalui paderi. Taubat tidak diterima kecuali setelah mereka duduk di atas kerusi pengakuan di hadapan paderi. Agama sudah berubah menjadi koleksi rahsia dan simbol yang hanya difahami oleh ‘orang agama’. Orang ramai perlu tunduk kepada mereka.secara buta. ‘Orang-orang agama’ ini berperanan menguruskan segala perkara termasuk taubat, istighfar dan lain-lain, dengan syarat mereka dibayar.

Selepas itu, gereja mengadaptasi pemikiran dan teori-teori dalam ilmu geografi, perubatan, biologi dan lain-lain. Mereka memberikan sedikit nilai kesucian sehingga ilmu-ilmu itu dianggap menjadi sebahagian dari agama Kristian sendiri. Sesiapa pun tidak boleh menyanggahinya. Orang yang membawa idea yang bercanggah dengan ajaran gereja dianggap kafir dan mulhid (atheis), wajib dihukum. Mereka mengadakan mahkamah yang menyiasat. Dalam tempoh 18 tahun (1481 – 1499M), institusi ini telah mensabitkan seramai 10,220 orang dengan hukuman bakar hidup-hidup. 6,860 orang pula dihukum gantung (bunuh). Manakala 97,023 disabitkan hukuman-hukuman lain. Antara mereka Galelio Galelie (mengatakan bumi berputar), Newton (memperkenalkan konsep graviti), Copernicus, Bhotrus Albano, Giordano Braund (dibakar dan abunya ditabur di angin) dan lain-lain.

Ini adalah gambaran kecil tentang keadaan mereka secara umum dan gambaran gerakan pemikiran secara khusus di Eropah. Kebanyakan maklumat benar tentang sains disembunyikan dalam dada kerana takut kepada kebengisan gereja.

Dalam keadaan seperti inilah berlakunya peperangan Salib antara kaum Muslimin dan bangsa Eropah. Ia berlaku sepanjang kurun ke-11 dan 12 Masihi. Dalam suasana inilah, golongan Salib terpengaruh dengan umat Islam dan mereka melihat sifat Islam dan keindahan pemikiran Islam dari dekat. Ia meliputi pelbaghai bidang ilmu dan seni di Andalus, utara Afrika dan lain-lain. Di sinilah terdapat banyak sekolah dan universiti di setiap tempat dalam negara umat Islam. Institusi ini dikunjungi oleh para penuntut ilmu termasuk dari kalangan bangsa Eropah sendiri. Mereka datang belajar dari para ilmuan Islam dan setengah karya-karya diterjemah ke bahasa Eropah.

Selepas itu, peperangan Salib mula membuahkan hasilnya dalam pemikiran Eropah. Martin Lurther (1438-1546) membangkitkan gerakan reformasi dengan kempen pemisahan dari kuasa gereja. Beliau memrangi ajaran gereja yang dilabelkan sbegai ajaran syaitan. Sijil keampunan dianggap sebagai satu bentuk penghinaan dan perhambaan yang perlu dihentikan. Beliau diikuti oleh Calvin (1509-1564) dengan alioran yang sama. Gerakan ini telah mengubah banyak konsep dan aliran fikiran di Eropah. Namun ia masih menjadikan Bible sebagai sumber dalam urusan berkaitan dengan kepercayaan.

Zaman Pencerahan

Keadaan itu berterusan sehingga bahagian kedua kurun ke-18 yang dikenali sebagai Zaman Pencerahan dalam sejarah falsafah Eropah. Bentuk pemikiran yang berbeza pada zaman ini adalah “dominasi akal sebagai sumber pengetahuan tanpa yang lain” (lain bermaksud agama iaitu Kristian). Zaman pencerahan bermaksud zaman bermulanya kempen menjauhkan agama dari urusan kehidupan dan meletakkan akal di tempat agama tadi. Juga bermaksud menundukkan agama kepada akal dan memberi hak kepada akal untuk mengkritik agama. Seterusnya masyarakat dibimbing oleh para filosof aliran ini secara individu dan kumpulan. Antara mereka adalah John Locke (di England).

Pada penghujung kurun ke-18M, bermulalah zaman positivisma dan dominasi aliran tabi’i. Falsafah kurun ini cenderung ke arah dominasi aliran tabi’i mengatasi agama dan akal sekaligus. Realiti dianggap sebagai sumber pengetahuan yang benar berbanding agama dan akal. Agama dan wahyu hanyalah khayalan dan penipuan. Akal pula lahir dari alam tabi’i yang menjelma dalam pewarisan, persekitaran dan kehidupan ekonomi. Inilah titik mula aliran positivisma Kant, falsafah Hagel dan Marxisma Karl.

Serangan Pemikiran

Definisi: Percubaan menanam pemikiran asing yang tertentu pada sesorang individu atau sesebuah masyarakat. Secara spesisik, ia bermaksud: Percubaan orang-orang Barat untuk meruntuhkan pemikiran Islam dalam masyarakat Islam dan menanam pemikiran mereka yang asing sebagai gantinya.

Manusia dapat dipimpin dengan akal, pengetahuan dan prinsip dalam fikirannya. Selepas kekalahan bangsa Eropah dalam Peperangan Salib dan mereka juga menyaksikan kekuatan rohani dan pencapaian ilmu umat Islam, mereka memikirkan cara lain untuk menghadapi Islam dan umatnya. Cara itu adalah mengubah pemikiran umat Islam yang akan menyebabkan perubahan akidah mereka. Allah SWT telah menegaskan kekuatan akidah umat yang menjamin kekuatan barisan umat dalam hidup mereka. Firman Allah SWT:

{.. إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ ... }الرعد11

Maksudnya: 11. .. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa Yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa Yang ada pada diri mereka sendiri...

{ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّراً نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ }الأنفال53

Maksudnya: 53. (balasan) Yang demikian itu, ialah kerana Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah sesuatu nikmat Yang telah dikurniakanNya kepada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa Yang ada pada diri mereka sendiri. dan (ingatlah) Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui.

Cara yang berkesan untuk mengubah prinsip masyarakat adalah menimbulkan keraguan terhadap prinsip atau pemikiran tersebut. Kemudian mendorong mereka supaya berpegang dengan prinsip yang lain. Sekiranya mereka berpuas hati dengannya, mereka sendiri akan terus meninggalkan prinsip lama dan berpegang kepada prinsip baru. Orang-orang Barat telah berputus asa untuk berhadapan dengan kaum Muslimin kekuatan fizikal dan bersenjata selama 200 tahun. Justeru mereka beralih kepada taktik lain, iaitu serangan pemikiran. Kelebihan serangan pemikiran adalah:

i. Bebanannya lebih ringan dari serangan tentera yang menumpahkan darah dan menghabiskan banyak harta dan tenaga.

ii. Kesannya lebih mendalam dalam masyarakat sasaran dan berpanjangan puluhan tahun, bahkan kadang-kadang ratusan tahun.

Contoh Serangan

Umat Islam telah berhadapan dengan pelbagai serangan pemikiran. Ada di antaranya yang gagal dan ada yang berjaya buat sementara waktu ini. Umat Islam pula masih berusaha menghadapi serangan tersebut sehingga hari ini. Antara serangan tersebut adalah:

i. Percubaan oleh kafir Quraisy yang gagal ketika cuba mempengaruhi Rasulullah SAW. Mereka mencadangkan agar: “kamu ikut sedikit agam kami dan kami ikut sedikit agama kamu.” Namun, baginda menolak percubaan ini dan menjelaskan kesan-kesannya. Lalu Allah SWT menurunkan ayat yang menjelaskan bahawa syariat Islam bebas dan berlainan dari ajaran agama-agama lain mahupun pemikiran yang berdasarkan nafsu manusia. Firman Allah SWT:

{ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ }الجاثية18

Maksudnya: 18. Kesudahannya Kami jadikan Engkau (Wahai Muhammad dan utuskan engkau) menjalankan satu syariat (yang cukup lengkap) dari hukum-hukum ugama; maka Turutlah syariat itu, dan janganlah Engkau menurut hawa nafsu orang-orang Yang tidak mengetahui (perkara Yang benar).

ii. Percubaan yang berjaya sementara waktu dan kesannya masih dirasai oleh Umat Islam. Ia adalah percubaan kaum Yahudi memasukkan pendustaan ke dalam hadis-hadis Rasulullah SAW. Ini termasuklah memasukkan khurafat dan kisah-kisah palsu dalam tafsir al-Quran. Namun, para ulama dalam bidang hadis dan tafsir berjaya memadam kesan-kesan yang terbit dari percubaan ini. Mereka membersihkan hadis-hadis Rasulullah SAW dari berita-berita yang diada-adakan (hadis mawdu’) dan membersihkan tafsir dari isra’iliyyat.

Walaupun umat Islam yang berjaya mengatasi serangan pemikiran isra’iliyyat dan serangan tentera Salib , namun mereka tidak dapat menzahirkan kekuatan yang sama dalam menghadapi serangan pemikiran Eropah dalam zaman moden. Serangan ini adalah kes yang paling menyakitkan dan paling teruk kesannya ke atas asas kehidupan dan tamadun Islam sepanjang sejarah Islam.

Ia berkait dengan huru-hara yang dirasai oleh dunia Barat akibat kejatuhan Costantinople dan keruntuhan Kerajaan Rom Timur (Byzantine) di tangan kaum Muslimin pada tahun 1453M. Peristiwa berkenaan telah meletakkan Eropah umpama berada di depan rahang singa, iaitu dengan kehadiran kaum Muslimin di Timur Laut Eropah (Costantinople) dan di Barat Daya Eropah (Andalus). Bangsa Eropah menganggap azan yang dilaungkan di penjuru Eropah dari menara Costantinople dan Andalus sebagai suara amaran yang disahut dengan kepanikan. Sedangkan mereka sepatutnya menerimanya dengan pemikiran terbuka dan pengamatan terhadap prinsip-prinsip dan hidayah Islam.

Eropah cuba mengenali faktor tersembunyi di sebalik siri kemenangan kaum Muslimin sepanjang sejarah. Walaupun kekuatan material umat Islam biasanya menyamai kekuatan musuh atau lebih rendah, namun kemenangan sering berpihak kepada mereka. Tidak sukar bagi bangsa Eropah memahami bahawa sesuatu bangsa mendapat kemenangan kerana dua faktor:

i. Faktor kekuatan maknawi: Kekuatan yang lahir dari akidah dalam jiwa bangsa.

ii. Faktor kekuatan material: Kekuatan yang lahir dari kaedah persediaan dan kelengkapan perang.

Kekuatan maknawi yang kahir dari akidah Islam dalam jiwa mujahidin adalah perkara yang pasti. Seorang Muslim yang memasuki medan peperangan percaya bahawa dia akan mendapat salah satu dari dua kebaikan, iaitu sama ada menang atau mati syahid. Justeru, dia tetap beruntung walaupun tidak menang.

Rahsia itu tersimpan dalam Islam dan sistemnya. Gardner berkata: “Kekuatan yang tersimpan dalam Islam itulah yang menakutkan Eropah.” Lawrence Braun pula menjelaskan: “tetapi bahaya sebenar tersimpan dalam sistem Islam, kekuatannya untuk tersebar dan menundukkan, dalam hidupnya... kerana ialah satu-satunya tembok yang mendepani penjajahan Eropah.”

Akhirnya, Eropah mehamai bahawa peperangan yang sebenar yang perlu diharungi adalah menghadapi Islam sebagai agama, akidah, dasar hidup, sistem masyarakat, politik dan ekonomi. Sasaran utama dan permulaan untuk menguasai kaum Muslimin adalah dengan menggoncang Islam dalam hati dan sistem hidup. Namun, bagaimana rupanya pertempuran menghadapi akidah, kepuasan, budaya, adat, sistem dan kehidupan yang berdiri atas akidah?

Perang menghadapi pemikiran mestilah dengan pemikiran juga. Perang menghadapi prinsip mesti dengan prinsip lain yang berbeza. Ini kerana pemikiran dan akidah tidak dapat diperangi dengan senjata. Sepasukan tentera yang berani tidak akan dapat mempengaruhi manusia supaya mengubah pemikiran dengan kekuatan dan ketajaman pedang.

Di sinilah bermulanya percubaan serangan pemikiran Eropah untuk melemahkan akidah dalam diri kaum Muslimin. Percubaan ini dijalankan melalui kaedah misionari yang berusaha menjayakan penguasaan pemikiran Eropah dan tenteranya ke atas keupayaan kaum Muslimin.

Langkah-langkah Serangan Pemikiran

Serangan pemikiran melalui beberapa peringkat. Antara langkah pentingnya:
i.               Gerakan Oreintelisme (dibincangkan dalam tajuk khusus).
ii.              Gerakan mengubah kehidupan Islam dengan cara mengubah asas akidah dan pemikiran yang menjadi asas sistem masyarakat.
Dengan kata lain, mengubah falsafah asasi dalam sistem masyarakat, politik dan ekonomi. Percubaan ini bergerak dalam bentuk proses pembaratan dan sekularisasi bangsa Islam dengan memisahkan agama dari negara seperti yang berlaku di Eropah. Kemudian ia menghala kepada menjadikan komunisme sebagai asas kehidupan dalam masyarakat Islam (selepas munculnya gerakan komunis).
iii.            Mewujudkan kumpulan serpihan agama dan menggalakkan gerakan sesat yang didokong oleh setengah kelompok umat yang lemah akidah. Contohnya gerakan Babiyyah, Bahai dan Qadiyani.
 
Rasulullah SAW telah mengingatkan tentang bahaya ini dalam hadis baginda seperti diriwayatkan oleh al-Bukhari:
 

عن أبي سعيد رضي الله عنه : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لتتبعن سنن من قبلكم شبرا بشبر وذراعا بذراع حتى لو سلكوا جحر ضب لسلكتموه. قلنا يا رسول الله اليهود والنصارى ؟ قال: فمن.

 

Maksudnya: “Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Kamu akan terikut-ikut dengan perjalanan ajaran orang-orang yang terdahulu daripada kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu akan ikut masuk sama. Lalu para sahabat bertanya: Adakah mereka itu Yahudi dan Kristian, ya Rasulullah? Jawab Rasulullah s.a.w.: Maka siapa lagi?”

 
 
Definisi Ringkas Aliran Pemikiran Moden
 
Orientalisme
Gerakan pengajian Barat yang berkaitan dengan Timur Islam dalam bahasa, sastera, sejarah, kepercayaan, perundangan dan peradaban/tamadun secara umum.
Sekularisme
Pemikiran yang mendorong supaya kehidupan ditegakkan atas asas bukan agama  dan memisahkan agama dari dunia.
Kapitalisme
Sistem ekonomi berasaskan falsafah sosial dan politik, atas dasar membangunkan pemilikan individu dan kawalannya secara meluas dalam konsep kebebasan.
Komunisme
Penyusunan masyarakat dan ekonomi berasaskan perkongsian milik dan campur tangan negara dalam kehidupan individu.
Sosialisme
Sistem ekonomi berasaskan pemilikan masyarakat ke atas sumber kekayaan semulajadi dan medium pengeluaran.
Nasionalisme
Mengutamakan asas kaum atau bangsa mengatasi perkara lain.
Zionisme
Gerakan Yahudi yang berusaha untuk mengembalikan kegemilangan Bani Isra’il dan penguasaan mereka ke atas dunia.
Freemason
Organisasi rahsia Yahudi klasik dan ganas bermatlamat menjamin penguasaan Yahudi ke atas dunia, mendorong kepada athiesme, pornografi dan penyelewengan.
Pragmatisme
Pemikiran yang menjelma dalam penyusunan strategi bekerja dan aktiviti, di ukur berdasarkan hasil yang praktik.
Globalisasi
Perancangan blok Kapitalis untuk menguasai dunia dari aspek politik dan ekonomi.

Tuesday, November 25, 2008

Kursus Elektif UAP 2102

Aliran Pemikiran Semasa

Disediakan oleh

Abu Zaki bin Hj Ismail


Aliran Pemikiran Semasa

Aliran berasal dari kata alir yang bermakna menggerakan secara berterusan. Aliran bererti pergerakan yang berterusan. Pemikiran pula berasal dari kata fikir iaitu aktiviti minda, otak atau akal manusia. Pemikiran bererti perihal aktiviti menggunakan minda atau akal untuk mencapai sesuatu. Pemikiran juga bererti hasil lengkap atau kompleks akitiviti menggunakan minda atau akal. Semasa berasal dari masa. Ia bererti masa kini atau sekarang.

Kesimpulannya, nama kursus ini bermaksud perkembangan bahaya yang terdapat dalam cara berfikir baru yang ada pada masakini. Kursus ini adalah kajian dan perbahasan tentang aliran pemikiran semasa, sebab-sebab kemunculannya dan gangguannya terhadap masyarakat Islam serta bantahan terhadap pegangan dan doktrinnya.

Matlamat kursus ini adalah:

  1. Mendedahkan pelajar kepada aliran pemikiran semasa yang mengancam akidah Islam dan umatnya serta faktor-faktor yang membawa kepada pertumbuhan dan perkembangan aliran tersebut.
  2. Memastikan pelajar mendapat pengetahuan tentang prinsip-prinsip agama Islam dalam mengadapi aliran-aliran berkenaan.
  3. Membekalkan pelajar dengan kekuatan dalam usaha mengukuhkan barisan muslimin, menyatukan pandangan mereka untuk menghadapi isu-isu semasa.

Pemikiran secara umum adalah buah fikiran manusia. Apabila generasi awal Islam memeluk agama in, mereka berusaha memastikan ia kekal pada generasi selepas mereka. Mereka menyelami hukum-hakam dan ajaran Islam. Mereka juga mendalami isu dan apa sahaja topik berkaitannya dalam pelbagai catatan. Semua dilakukan berdasarkan kefahaman yang benar terhadap al-Quran dan al-Sunnah serta menurut panduan kedua-duanya. Hasil kerja-kerja ilmiah dan akli untuk memahami asas Islam, petunjuk, hukum-hakam dan prinsip-prinsipnya inilah yang dikenali sebagai pemikiran Islam. Justeru, ia adalah aktiviti akal umat Islam dan buah fikiran mereka dalam usaha menjelaskan Islam dan mempertahankannya.

Pemikiran Islam adalah perkara kedua, lahir hasil dari kesungguhan umat ini dalam aktiviti ilmiah dan ijtihad. Ia tertakluk kepada faktor-faktor perkembangan zaman, kemungkinan benar dan salah, kritikan, tentangan serta terdedah kepada pelbagai pertentangan dan kejutan. Sebarang pandangan dari mana-mana pemikir Islam tidak diiktiraf melainkan jika ia bersesuaian dengan kitab Allah, Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Penghormatan terhadap sebarang pandangan bergantung setakat mana ia menepati al-Quran dan al-Sunnah. Memetik kata-kata Imam Malik rahimahullah; “kata-kata setiap orang boleh diterima (dijadikan pegangan) dan ditolak, melainkan Rasulullah SAW.” Kata-kata baginda SAW wajib diterima dan haram ditolak.

Justeru, perlu dibezakan antara Islam sebagai prinsip Tuhan yang tetap dan tercatat pada al-Quran dan al-Sunnah dengan percubaan yang dilakukan oleh pemikiran Islam dalam memahami asas-asas dan petunjuk hukum-hakam serta prinsipnya. Islam adalah wahyu yang diturunkan dari langit, sedangkan pemikiran Islam lahir dari akal manusia yang tinggal di bumi. Ia tertakluk kepada kelemahan dan kesilapan seperti manusia sendiri. Islam pula tidak bersifat demikian kerana ia datang dari Allah SWT. Firman Allah SWT:

{وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّراً وَنَذِيراً }الإسراء105

105. Dan Dengan cara Yang sungguh layak serta berhikmat Kami turunkan Al-Quran, dan Dengan meliputi Segala kebenaran ia diturunkan; dan tiadalah Kami mengutusmu (Wahai Muhammad) melainkan sebagai pembawa berita gembira (bagi orang-orang Yang beriman) dan pembawa amaran (kepada orang-orang Yang ingkar).

{أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيراً }النساء82

82. Patutkah mereka (bersikap demikian), tidak mahu memikirkan isi Al-Quran? kalaulah Al-Quran itu (datangnya) bukan dari sisi Allah, nescaya mereka akan dapati perselisihan Yang banyak di dalamnya.

{لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ }فصلت42

42. Yang tidak dapat didatangi sebarang kepalsuan dari mana-mana arah dan seginya; ia diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Terpuji.


Faktor-Faktor Kemunuclan Pemikiran Islam

Minat dan kecenderungan akal untuk mengkaji dan memerhati.

Islam mengajak manusia memerhati alam sekeliling untuk memahami bukti kewujudan dan kebesaran Allah SWT. Firman Allah SWT:

{قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ }يونس101

101. Katakanlah (Wahai Muhammad): "Perhatikan dan fikirkanlah apa Yang ada di langit dan di bumi dari Segala kejadian Yang menakjubkan, Yang membuktikan keesaan Allah dan kekuasaanNya). Dalam pada itu, Segala tanda dan Bukti (yang menunjukkan kekuasaan Allah), dan Segala Rasul (yang menyampaikan perintah-perintah Allah dan memberi amaran), tidak akan memberi faedah kepada orang-orang Yang tidak menaruh kepercayaan kepadaNya.

  1. Penyebaran Islam memerlukan huraian oleh orang mengetahuinya kepada sasaran yang tidak mengenalinya. Lalu para ulama menafsirkan al-Quran dan mengistinbat hukum-hakam serta menghuraikan al-Sunnah. Mereka telah meninggalkan perbendeharaan ilmu yang banyak dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan.
  1. Islam diancam akidah-akidah dan pemikiran asing. Umat Islam menggunakan jidal (debat dan logik) untuk berbahas dengan kaum Yahudi dan Nasrani.
  1. Tuntutan dan keperluan realiti semasa. Manusia sudah pasti menghadapi pelbagai isu dan peristiwa yang tidak semuanya dijelaskan oleh nas (secara langsung). Justeru, akal berperanan menimbang dengan analogi (qiyas) lalu mengistinbat hukum syarak.
  1. Munculnya kumpulan-kumpulan serpihan dengan cara berfikir dan pandangan yang jauh berbeza. Setiap kumpulan berkenaan menuju arah yang bertentangan satu sama lain.

Sumber-sumber Pemikiran Islam

Pemikiran Islam adalah buah fikiran dan hasil aktiviti ilmiah umat Islam dalam memahami asas-asas agama ini dan nas-nasnya. Oleh itu, sumber pemikiran Islam adalah juga sumber Islam dengan tambahan ilmu-ilmu lain dan dianggap al-hikmah. Ia disifatkan sebagai barang hilang yang tercicir dari umat ini, justeru mereka berhak mengambilnya. Sumber-sumber berkenaan adalah:

  1. Al-Quran dan tafsiran ayat-ayatnya.
  2. Sunnah Rasulullah SAW dan huraiannya.
  3. Ijtihad para ulama dan kata-kata mereka.
  4. Ilmu-ilmu akal (aqli) yang diterjemahkan ke Bahasa Arab seperti mantiq, falsafah dan matematik.
  5. Eksperimen dan penyelidikan ilmiah yang dilakukan oleh para ulama dan ilmuan Islam.

Perkembangan Pemikiran Islam

Pemikiran Islam telah melalui pelbagai peringkat bangun dan jatuh, maju dan mundur. Ia bermula pada peringkat awal dengan panduan dari nas-nas al-Quran dan al-Sunnah dan bergerak lurus berkhidmat untuk Islam sehingga mencapai pelbagai bidang ilmu pada kurun keempat Hijrah. Empat kurun pertama ini dianggap sebagai peringkat pembinaan dan pembentukan dalam semua cabang ilmu syariah, bahasa dan sastera. Termasuk juga matematik dan sains. Ia adalah zaman ijtihad fiqh. Antara tokoh utama dalam zaman ini adalah:

  1. Imam Muhammad bin Jarir al-Tabari dalam bidang tafsir.
  2. Imam al-Bukhari dan Muslim dalam bidang hadis.
  3. Imam mazhab yang empat dalam bidang fiqh/fekah.
  4. Abu Ishak al-Zajaj dan Abu Mansur al-Azhari dalam bidang sastera dan bahasa; dan lain-lain lagi.

Keluasan Pemikiran Islam

Kajian pemikiran Islam tidak terbatas kepada sesuatu aspek sahaja. Ia merangkumi pelbagai bidang, semua jenis ilmu dan fann (seni atau kemahiran). Ia termasuklah ilmu naqli seperti akidah, tafsir dan fekah; serta ilmu aqli dan percubaan (tajribiyyah) seperti matematik, perubatan, kimia, biologi dan astronomi; juga ilmu kemanusiaan seperti psikologi dan sosiologi. Kesungguhan ulama dahulu telah menyerlah dan melahirkan ciptaan dan rekaan dalam aspek sains seperti juga pencapaian mereka dalam bidang ilmu agama. Jika kita teliti perkembangan ilmu dalam tamadun peradaban Islam, kita akan dipenuhi rasa takjub melihat kehebatan para ulama (dan ilmuan) yang menjadi contoh ideal dalam aktiviti ilmu dengan erti kata yang sebenar. Antara mereka adalah:

  1. Abu Rayhan al-Biruni; mengasaskan teori pusingan bumi pada paksinya mengelilingi matahari.
  2. Abu al-Thana’ al-Asfihani; pernah membahaskan tentang idea penerokaan dunia baru sebelum pelayaran Columbus sekitar 150 tahun.
  3. al-Fazari; ahli astronomi yang pertama dalam Islam.
  4. Ibn Khaldun; pengasas sosiologi dan ekonomi politik.
  5. Ibn Sina; bukunya Canon of Medicine terkenal dan diterjemah ke pelbagai bahasa. Ia terus menjadi asas kajian perubatan di Perancis dan Itali selama 6 abad.
  6. Abu al-Qasim Khalaf bin Abbas; bukunya al-Ta’rif liman ‘Ajaza ‘an al-Tasrif, sebahagian kandungannya menjadi rujukan para pereka alat pembedahan.

Mereka adalah antara tokoh yang menyerlah di kalangan ilmuan Islam dalam pelbagai bidang ilmu aqli. Sejarah juga telah mencatatkan cendikiawan (abqari) dengan bilangan yang besar dalam agama seperti imam-imam emapt mazhab dan pengarang kutub sittah. Bilangan mereka ramai dan tidak termuat dalam catatan di sini. Setengah ahli sejarah pula menyifatkan al-Imam al-Suyuti (meninggal pada 911Hijrah) sebagai cendikiawan terakhir Islam sebelum zaman kemunduran pemikiran Islam.

Kemunduran Pemikiran Islam dan Sebab-sebabnya (oleh Dr Ahmad Syalabi)

Pemikiran Islam telah merosot selepas kurun ke-13M. Tempoh antara kurun ke-13M hingga kurun ke-16M pula adalah tempoh yang sangat lemah. Semuanya kerana sebab-sebab berikut:

  1. Kecenderungan berlebihan yang dicetuskan dalam falsafah Islam oleh Imam al-Ghazzali di bahagian Timur Islam dan Ibn Rusyd di bahagian Barat Islam. Al-Ghazzali telah membawa falsafah cenderung kepada aspek rohani sehingga tenggelam dalam tasawuf. Ibn Rusyd pula membawa falsafah ke arah bertentangan ke jurang kebendaan. Al-Ghazzali berjaya di Timur sehingga pandangan-pandanganya menjadi institusi terpenting di sebelah Timur, manakala Ibn Rusyd berjaya di bahagian Barat sehingga buah fikirannya menjadi sandaran pemikiran Barat. Selepas itu, jurang antara Timur dan Barat semakin luas, setiap satu mengabaikan aspek lawannya sehingga merugikan kedua-dua pihak. Sedangkan hakikatnya aliran rohani tidak boleh melupakan akal dan mantik. Begitu juga aliran kebendaan tidak boleh mengabaikan sudut-sudut rohani dalam pelbagai bidang. Kedua-duanya saling melengkapi satu sama lain. Mengabaikan salah satunya akan merugikan pemikiran falsafah. Tidak ada jalan keluar melainkan dengan memberi perhatian kepada kedua-dua aspek ini, barulah pemikiran Islam akan bangkit semula.

  1. Para pemerintah dalam tempoh berkenaan mengabaikan penjagaan ilmu dan pengetahuan (thaqafah). Jelas sekali, walaupun ilmu boleh dianggap sebagai kelebihan bagi individu, tetapi ia menjadi keperluan asas bagi negara. Para khalifah dan pemerintah awal Islam sangat memahami hakikat ini. Mereka memberi galakan kepada ilmu dan naungan kepada ahli ilmu. Kita dapati para pemikir besar hidup dalam perlindungan para kahlifah dan sultan serta memiliki kedudukan yang sangat berpengaruh. Selepas itu, zaman berubah kepada kelemahan dan kemunduran. Para ilmuan tidak lagi menikmati biaya dan dorongan pemerintah sehingga melemahkan kebudayaan ilmu dan kemerosotannya.

  1. Dunia Islam menghadapi pelbagai pemberontakan politik dalaman dan pelbagai serangan dari luar. Dalam suasana ini, rakyat dibunuh, bandar dimusnahkan, perpustakaan dibakar, pusat-pusat pengajian ditutup. Setangahnya pula berakhir dengan perhambaan rakyat lalu diikuti dengan penindasan akal. Kebebasan berfikir tidak akan hidup dalam suasana perhambaan. Kecergasan akal tidak berlaku selagi tubuh manusia terbelenggu. Dalam suasana murung inilah, gerakan sufi berubah kepada darwisy. Rakyat beralih menyembah para wali dan memuja kubur. Dunia Islam terpisah menjadi negara-negara kecil di peringkat kabilah dan puak. Obor pemikiran beralih dari tangan kaum Muslimin kepada kaum Masihi yang mengambil manfaat dari khazanah pemikiran Islam.Perpindahan aktiviti ilmu dan falsafah ke Eropah menghasilkan aktiviti perindustrian dan perdagangan. Justeru, kegemilangan tamadun berpindah dari Timur ke Barat.

Namun, pemikiran Islam tidak terus mati di Timur. Ia hanya menjadi lemah dan terlindung, menanti peluang untuk aktif kembali dan menyerlah. Dari masa ke semasa, kebangkitan pemikiran Islam disemarakkan oleh para pemikir Islam.

Fajar Kebangkitan Islam

Di penghujung kurun ke-19, kebangkitan pemikiran Islam telah bermula dan dipimpin oleh reformis Jamaluddin al-Afghani. Pusat aktiviti dan aliran pemikiran beliau adalah di Mesir. Di India pula, Sayyid Ahmad Khan memimpin gerakan yang sama. Ia diikuti oleh filosof dan penyair Muhammad Iqbal yang menumpukan kepada pengajian Islam dan falsafah. Beliau menyeru kepada kebangkitan pemikiran yang meneyluruh. Beliau menegaskan bahawa agama, falsafah dan ilmu sains adalah tonggak dalam membina kebangkitan manusia dan asas penting untuk mencapai kebahagiaan insan. Umat ini tidak akan mencapai puncak yang diimpikan tanpa memberi perhatian kepada semua pengajian tersebut.

Mereka diiktui pula oleh pemikir zaman moden termasuk mereka yang berkecimpung dalam penyelidikan, mengarang buku-buku atau aktif dalam dakwah dan gerakan Islam. Antara mereka adalah Muhammad Abduh, Badi’uzzaman Sa’id Nursi, Muhammad Rasyid Ridha, al-Imam Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, Abu al-A’la al-Mawdudi, Abu al-Hasan ‘Ali al-Nadwi, Ziauddin Sardar, Syed Hussien Nasr, Syeikh Muhammad al-Ghazzali, Dr Yusuf al-Qaradhawi, Sayyid Muhammad Naquib al-‘Attas dan lain-lain.